GENCARNEWS.COM, SUNGAI PENUH – Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Sungai Penuh mengalami penurunan signifikan pada triwulan pertama tahun 2025. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh, tercatat 171 kasus DBD dari Januari hingga Maret 2025. Angka ini jauh menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berkisar antara 300 hingga 400 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh, Era Syafitri, S.Kep, menyebutkan, penurunan kasus mencapai sekitar 58 persen. Ia menduga tren cuaca yang lebih stabil turut berperan dalam penurunan tersebut.
“Penurunan ini bisa jadi dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang lebih bersahabat dibandingkan tahun lalu. Tahun 2024 lalu curah hujan tinggi dan banjir cukup sering terjadi, yang memicu lonjakan kasus. Tahun ini, meski cuaca tetap ekstrem, angka kasus justru turun,” ujar Era, Selasa (22/4/2025).
Ia menambahkan, pada tahun lalu gelombang El Niño berdampak besar terhadap peningkatan kasus DBD di berbagai daerah, termasuk Sungai Penuh. Namun, memasuki awal 2025, tren menunjukkan perbaikan signifikan dalam upaya pengendalian penyakit.
“Secara nasional, meskipun Indonesia masih berada di bawah pengaruh El Niño, tren kasus DBD cenderung menurun. Ini mengindikasikan efektivitas yang meningkat dalam program pencegahan dan penanggulangan,” ungkapnya.
Meski begitu, Era mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Ia menegaskan pentingnya keterlibatan warga dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk.
“Cuaca dan kelembapan udara di Sungai Penuh masih mendukung perkembangan nyamuk aedes aegypti. Warga diimbau terus menerapkan 3M Plus: menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas,” ujarnya.
Era juga mengingatkan agar warga segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami demam lebih dari tiga hari. Menurutnya, fase kritis DBD justru sering terjadi saat demam mulai mereda di hari keempat atau kelima.
“Jangan menunda pemeriksaan. DBD bisa memburuk dalam waktu singkat jika tidak ditangani dengan cepat,” pungkasnya.
