![]() |
| Ketua PCM Mantrijeron, Yogyakarta, Ustadz Surahmat An-Nashih SAg, MSi (tidak berkacamata) usai memberikan kajian ba'da Shubuh di Masjid Gedhe Kauman (Zulkifli) |
Yogyakarta — Hari kedua kegiatan Safari Dakwah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tulangan, Sidoarjo, diisi dengan agenda spiritual yang menggugah jiwa. Bertempat di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Sabtu (3/5), rombongan PCM Tulangan mengawali pagi dengan menunaikan salat Subuh berjamaah, dilanjutkan dengan kajian ba’da Subuh yang sarat makna.
Rombongan tiba di Yogyakarta pada Jumat malam pukul 22.00 WIB dan beristirahat di Balai Latihan Kerja (BLK) Panti Asuhan ‘Aisyiyah Kauman. Keesokan harinya, mereka bersiap menyambut fajar dengan ibadah dan penguatan pemahaman keislaman.
![]() |
| Ketua PCM Mantrijeron, Yogyakarta, Ustadz Surahmat An-Nashih SAg, MSi, menjadi Penceramah dalam kajian ba'da Shubuh di Masjid Gedhe Kauman (Zulkifli) |
Kajian Subuh disampaikan oleh Ketua PCM Mantrijeron Kota Yogyakarta, Ustadz Surahmat An-Nashih, S.Ag., M.Si., yang juga merupakan Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) KUA Kraton. Dalam tausiyahnya, beliau mengangkat tema “Pernikahan, Keluarga, dan Cinta dalam Islam”, yang dipaparkan secara mendalam, kontekstual, dan menggugah kesadaran spiritual jamaah.
“Pernikahan dalam Islam adalah ibadah yang terpanjang. Ia bukan sekadar formalitas sosial, tetapi merupakan syariat yang menyempurnakan separuh iman,” ungkapnya.
Surahmat menjelaskan bahwa dalam Islam, setiap aspek dalam rumah tangga bernilai ibadah jika diniatkan dengan ikhlas. Bahkan, pemenuhan kebutuhan biologis pasangan dalam pernikahan disebut sebagai bentuk ibadah yang berpahala.
Ia menegaskan bahwa jodoh sejati adalah pasangan yang telah sah melalui akad. “Banyak orang terjebak dalam pemikiran romantisme semu, seolah-olah jodoh itu harus cocok secara lahiriah. Padahal jodoh adalah mereka yang telah terikat dalam pernikahan syar’i. Bahkan jika seseorang pacaran seribu tahun, belum tentu itu jodohnya,” tegasnya.
Dalam kajian tersebut, Surahmat juga menekankan pentingnya memaknai kehadiran dalam majelis ilmu sebagai sarana untuk memperkaya batin dan mempererat ukhuwah. Ia mengajak jamaah untuk tidak menyesali takdir pernikahan yang telah dijalani, karena semua telah ditentukan oleh Allah SWT sejak sebelum manusia diciptakan.
“Menyesali pernikahan yang telah dijalani adalah bentuk ketidaksyukuran terhadap takdir. Justru, rumah tangga adalah ladang ujian sekaligus ladang pahala. Setiap pasangan adalah cerminan kasih sayang dan kehendak Allah,” ujarnya.
Acara dipandu oleh Adieb Uswar dari Bidang Media Informasi Masjid Gedhe Kauman. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas kehadiran PCM Tulangan dan berharap silaturahmi antar sesama kader dan simpatisan Muhammadiyah dapat terus terjalin dengan kuat.
Safari dakwah ini menjadi momentum penting bagi PCM Tulangan untuk meneguhkan semangat dakwah kultural dan spiritual, seraya mempererat jejaring antar cabang di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. (*)
Penulis : Zulkifli
Editor : Succonet


