GENCARNEWS.COM, SUNGAI PENUH – Dunia seni dan kreativitas di Kota Sungai Penuh tengah diguncang isu serius. Seorang remaja berinisial MI, yang sebelumnya terlibat dalam perencanaan Festival Rangguk, diduga menggelapkan dana kegiatan hingga menyebabkan batalnya acara yang telah disiapkan oleh tiga sanggar ternama: Ranoh Butakek, Skoart, dan pandan Magurai, di bawah koordinasi Forum Pemuda Kreatif Sakti Alam Kerinci (FPK).
Festival yang awalnya digadang-gadang menjadi ajang pelestarian budaya ini kini justru meninggalkan jejak kerugian dan kekecewaan mendalam. Ketua Sanggar Ranoh Butakek, Engla Fitri, menuturkan bahwa MI tidak pernah memberikan laporan penggunaan dana secara terbuka, baik kepada panitia maupun sponsor.
Salah satu dana yang diduga diselewengkan adalah honor untuk bintang tamu, Tino Ruai. Engla mengungkapkan telah mentransfer dana sebesar Rp500.000 ke rekening atas nama Valdano Frans Kito, yang disebut MI sebagai bagian dari tim Tino Ruai. Namun setelah dikonfirmasi, pemilik rekening mengaku hanya diminta tolong untuk “numpang transfer” dan tidak tahu-menahu terkait dana tersebut.
Tak hanya itu, pihak sponsor lain seperti Yamaha juga merasa dirugikan karena tidak mendapat kejelasan terkait penggunaan maupun pengembalian dana. Nama ketua pelaksana pun disebut-sebut MI untuk meyakinkan sponsor, padahal tidak pernah ada pelibatan resmi dari pihak tersebut.
Lebih ironis lagi, dana pribadi milik Kadis Pariwisata Kota Sungai Penuh, Boby Arisandi, yang dikirim untuk mendukung kegiatan, diklaim tidak pernah diterima oleh MI. Klaim tersebut bertolak belakang dengan bukti transfer yang dipegang oleh pihak penyumbang.
“Saya pribadi merasa sangat dirugikan. Reputasi saya dan nama baik sanggar tercoreng. Kami takut akan masuk daftar hitam di mata sponsor karena ulah satu oknum yang tidak bertanggung jawab. Yang lebih menyakitkan, sampai hari ini belum ada itikad baik dari yang bersangkutan,” tegas Engla dengan nada kecewa.
Kasus ini kini menjadi perbincangan hangat di kalangan komunitas seni dan budaya di Sungai Penuh. Hingga berita ini diturunkan, pihak MI belum memberikan klarifikasi maupun permintaan maaf secara resmi kepada pihak-pihak yang merasa dirugikan.
(Deza Ayu Putri Utami)