GENCARNEWS.COM, LINGGA — Suasana di Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, memanas. Warga dan aparat desa kompak mendesak perwakilan perusahaan kelapa sawit PT SPP untuk segera angkat kaki dari wilayah mereka. Penyebabnya, perusahaan dinilai ingkar janji dan tidak menghormati komitmen yang telah disepakati bersama masyarakat.
Tokoh masyarakat setempat, Kadir, mengungkapkan kekesalan warga terhadap janji manis yang tak kunjung ditepati oleh perusahaan. Salah satunya, soal pencairan dana sagu hati yang dijanjikan akan diberikan sebelum bulan Ramadan, kemudian diundur hingga sebelum Lebaran, dan kembali dijanjikan dua minggu setelah Lebaran. Namun, hingga kini tidak ada kejelasan.
“Setiap kali ditanya, jawabannya hanya menunggu berita acara dari atasan. Banyak drama, penuh kebohongan,” tegas Kadir.
Menurutnya, warga Desa Resang merasa dilecehkan dan dipermainkan. Bahkan, beberapa ibu-ibu warga desa sampai mengemis ke pihak perusahaan, berharap pinjaman uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beberapa keluhan juga dikirimkan warga melalui pesan WhatsApp ke pihak perusahaan, yang kemudian diteruskan ke Kadir.
“Saya sedih mendengar cerita warga. Masa sampai seperti pengemis? Di mana hati nurani aparat desa kalau warganya diperlakukan seperti itu?” ujar Kadir dengan nada kecewa.
Atas dasar itu, Kadir meminta seluruh jajaran aparatur desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) agar segera mengambil sikap tegas. Ia mendesak agar dilakukan rapat penentuan sikap terakhir terhadap keberadaan PT SPP di Desa Resang.
“Kalau perusahaan tidak bisa menepati janjinya, lebih baik angkat kaki dari desa kami. Jangan nodai marwah masyarakat Resang,” tegasnya.
Desakan keras juga datang dari aparat desa lainnya. Mereka menyatakan tidak menginginkan lagi keberadaan perusahaan yang dianggap tidak beritikad baik. Warga dan aparat kompak mengutuk keras segala bentuk pembohongan dan penyepelean terhadap masyarakat desa.
