-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Anak Sekolah Sakit Usai Santap Makanan MBG, Warga Minta Pemkot Sungai Penuh Bertindak

Saturday, October 4, 2025 | October 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-04T08:07:56Z

 


GENCARNEWS.COM, SUNGAI PENUH — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat sejatinya bertujuan mulia: memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup agar tumbuh sehat dan cerdas. Namun di lapangan, pelaksanaannya justru menimbulkan keluhan dari berbagai kalangan, terutama di Kota Sungai Penuh.


Sejumlah orang tua siswa dan guru menyampaikan kekecewaan mereka terhadap kualitas makanan yang dibagikan kepada peserta didik. Alih-alih menyehatkan, sebagian makanan justru dilaporkan sudah basi dan tidak layak konsumsi.


“Program ini sebenarnya sangat bagus. Anak-anak bisa makan bergizi setiap hari di sekolah. Tapi yang kami sesalkan, mutu makanannya sering tak terjaga. Kadang sudah basi dan tak bisa dimakan,” ujar seorang ayah yang juga pemerhati sosial.


Kondisi ini menimbulkan keprihatinan di kalangan pendidik. Beberapa guru menilai, program dengan anggaran besar tersebut seharusnya diawasi dengan ketat, mulai dari proses memasak hingga pendistribusian makanan.


“Sebagai guru dan juga orang tua siswa, saya berharap Pemkot Sungai Penuh benar-benar turun ke lapangan. Jangan hanya menerima laporan. Lihat langsung bagaimana makanan disiapkan dan dikirim ke sekolah,” ungkap seorang guru yang enggan disebut namanya.


Keluhan juga datang dari kalangan ibu rumah tangga. Ibu Yoni, warga Sungai Penuh, menceritakan pengalaman pahit yang dialami anaknya setelah menyantap makanan dari program MBG.


“Kemarin anak saya pulang sekolah sakit perut. Katanya, makanan yang dibagikan sudah basi. Kadang lauknya cuma seiris tempe kecil, sayurnya wortel rebus tanpa rasa, buahnya hanya tiga butir kelengkeng. Tolonglah, pantau kualitasnya,” ujarnya dengan nada kecewa.


Masyarakat berharap agar Pemerintah Kota Sungai Penuh tidak menutup mata dan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program ini.


Tak sedikit warga yang menduga, program bergizi gratis tersebut kini justru dijadikan ladang bisnis oleh pihak ketiga. Mereka menilai, keuntungan besar yang diambil oleh pelaksana membuat kualitas makanan diabaikan, sementara anak-anak menjadi korban.


“Ini bukan sekadar soal makan gratis. Ini soal kesehatan anak-anak kita. Jangan sampai program bergizi malah membuat mereka sakit,” ujar salah satu tokoh masyarakat menegaskan.

×
Berita Terbaru Update