GENCARNEWS.COM, SAROLANGUN – Isu dugaan penyelewengan pupuk subsidi tengah menjadi sorotan publik di Kabupaten Sarolangun dalam sepekan terakhir. Dugaan itu menyeret nama seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sarolangun yang disebut-sebut terlibat dalam praktik penjualan pupuk subsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Lebih jauh, pupuk bersubsidi tersebut diduga turut dijual kepada pihak di luar kelompok tani penerima hak. Sorotan publik semakin menguat setelah beredar kabar bahwa istri sang anggota dewan juga berprofesi sebagai Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di wilayah yang sama.
Pada awal mencuatnya isu tersebut, baik oknum anggota dewan maupun Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sarolangun memilih untuk tidak memberikan keterangan. Namun, setelah tekanan publik semakin deras, pada Selasa (14/10), anggota dewan yang bersangkutan akhirnya buka suara dan memberikan klarifikasi kepada sejumlah media.
Dalam keterangannya, ia membantah keras tudingan yang menyebut dirinya menyelewengkan pupuk subsidi. Ia menjelaskan bahwa kios miliknya, “Berkat Tani”, sudah tidak lagi beroperasi sejak tiga tahun terakhir.
“Kios Berkat Tani sudah lama tidak beroperasi. Kami berhenti sejak pemerintah pusat tidak lagi menyalurkan pupuk subsidi untuk kelompok tani yang memiliki lahan sawit. Memang kadang ada yang datang menanyakan pupuk murah, tapi saya hanya berusaha mencarikan solusi, bukan menjual pupuk subsidi,” tegasnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sarolangun, Dulmuin, SP, turut memberikan keterangan yang senada. Ia membenarkan bahwa secara operasional kios Berkat Tani memang tidak lagi aktif di lapangan. Menurutnya, perubahan kebijakan dari pemerintah pusat telah menyebabkan sejumlah kios resmi berhenti menerima jatah pupuk subsidi, termasuk kios milik anggota dewan tersebut.
“Secara faktual, kios itu sudah tidak aktif. Namun dalam sistem data pertanian, status aktif sulit diubah. Itu sebabnya di situs resmi masih tercatat aktif hingga kini,” jelas Dulmuin.
Namun, hasil penelusuran tim media menemukan fakta berbeda. Berdasarkan data dari sistem pertanian daring, kios Berkat Tani masih tercatat aktif hingga Selasa pekan lalu. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat: benarkah kios tersebut benar-benar telah berhenti beroperasi, atau masih terdapat aktivitas distribusi pupuk subsidi yang berjalan di bawah radar?
Masyarakat kini menunggu langkah tegas dari pihak berwenang untuk menelusuri kebenaran di balik polemik ini. Transparansi dan kejelasan data diharapkan dapat menjadi kunci untuk menjawab berbagai spekulasi yang beredar di tengah publik.