GENCARNEWS.COM, SUNGAI PENUH. Beredar cerita dari beberapa orang tenaga honorer di instansi RSUD Mayjen A.THALIB tentang pungutan uang "pelicin" untuk dapat masuk menjadi tenaga honorer medis di instansi terkait.
Berdasarkan pantauan awak media gencarnews.com, suap pelicin ini mengalir langsung ke kantong direktur RSUD Mayjen A.THALIB, Dr.Iwan Suwindra, hal ini di ungkapkan salah seorang tenaga honorer ber-ktp kabupaten kerinci, "kami mayi Kipen, mako bisa masuk bagawe sinin" (kami bayar uang, maka bisa masuk kerja di sini- red) untuk bisa masuk dan di terima menjadi tenaga honorer medis di RSUD ini.
Usut punya usut terkait dugaan "suap" ini melibatkan orang dalam (ASN di RSUD) berinisial D.Uang "pelicin" yang di minta berada di kisaran 5 juta sampai 8 juta rupiah/orang.
Masih dari sumber yang sama, tenaga honorer ini mengatakan kami butuh pekerjaan sebab untuk apa punya ijazah tapi nganggur, biarlah bayar dikit asal dapat kerja di sini (RSUD Mayjen A.Thalib).
Di duga praktek suap di RSUD ini sudah berlangsung lama, dan bukan itu saja masih banyak lagi kasus kasus lain, seperti malpraktek, pengadaan obat obatan BLUD, BHP, pejualan darah dari hasil donor darah yang di lakukan oleh petugas, menurut berbagai sumber yang enggan di sebutkan namanya, hal ini seperti terbiarkan dan sudah berlangsung lama, sebab kurangnya pengawasan dari pemerintah daerah, baik itu ketika masih dikuasai oleh pemerintah kabupaten kerinci, maupun setelah di serahkan ke Pemkot sungai penuh.
Untuk diketahui bahwa UGD RSUD Mayjen A.Thalib mempunyai alat lengkap untuk tindakan gawat darurat, akan tetapi warga masih harus membeli obat dari apotik apotik di luar, untuk tindakan medis selanjutnya, hal ini sudah sering terjadi kata warga yang pernah mengalami kejadian sepeti ini "kami terpaksa beli dari apotik di luar" agar tindakan medis dapat di lakukan, ungkap sumber yang tak mau menyebutkan namanya.
Saat berita ini di tayangkan direktur RSU MH Thalib tidak dapat di hubungi. (bjf)
"/>


