GENCARNEWS.COM, Kerinci – Aksi unjuk rasa ratusan warga Desa Pulau Pandan dan Karang Pandan, Kabupaten Kerinci, terkait tuntutan kompensasi dampak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci akhirnya mulai mereda.
Sejak Kamis (21/8/2025), massa sempat memadati pintu masuk area proyek dengan tuntutan kompensasi hingga Rp300 juta per Kepala Keluarga (KK). Namun, ketegangan itu berangsur reda setelah Jumat (22/8) sore warga memilih membubarkan diri. Kondisi kembali kondusif, dan hingga Sabtu (23/8), gelombang aksi tak lagi terlihat di sekitar lokasi proyek.
Dengan situasi yang mulai normal, aktivitas pembangunan kembali berjalan. Sejumlah alat berat ekskavator tampak beroperasi hingga Jumat malam, dan sebagian besar pekerjaan disebut sudah hampir rampung.
Kepala Divisi Humas PT Kerinci Merangin Hidro (KMH), Aslori, memastikan bahwa persoalan dengan warga telah ditangani melalui jalur mediasi. “Semua sudah difasilitasi Timdu Polda Jambi bersama Forkopimda dan Bupati Kerinci. Jadi, tidak ada lagi yang perlu dipersoalkan,” ujarnya.
Terkait kompensasi, Aslori menegaskan bahwa perusahaan hanya dapat memberikan Rp5 juta per KK, sesuai data resmi Dukcapil. Dari total 907 KK terdampak, sebanyak 643 KK sudah menerima hak mereka.
“Batas pengambilan memang hingga 19 Agustus, namun Timdu masih memberi kesempatan bagi yang belum mengambil. Jadi silakan saja, tidak ada masalah,” jelasnya.
Ia sekaligus membantah adanya janji kompensasi Rp300 juta per KK sebagaimana berkembang di masyarakat.
“Itu murni permintaan warga, bukan janji perusahaan. Kalau memang ada Rp300 juta per KK, saya pun mau pindah KK biar dapat bagian,” ucapnya sambil berkelakar.
Menanggapi kekhawatiran warga soal dampak terhadap ekosistem sungai, Aslori memastikan proyek PLTA Kerinci tidak akan mengganggu aliran maupun debit air.“Ekosistem tetap terjaga, debit air tetap normal. Kalau mau diuji, silakan,” tegasnya.
Ia menambahkan, pekerjaan di area Sungai Tanjung Merindu hanya mencakup sekitar 5 persen dari keseluruhan proyek, sementara 95 persen pembangunan sudah selesai. “Jadi sebenarnya yang ada di lokasi ini hanya bagian kecil saja,” pungkasnya.